Pada pertengahan Desember 2020, IHSG sudah kembali ke level 6000-an. Lantas, apa yang perlu dilakukan oleh investor? Bagaimana strategi investasi saham yang tepat untuk 2021? Temukan jawaban dan ulasan lengkapnya di artikel ini.

Kali ini Kanala ID akan bahas seputar strategi investasi yang bisa dipakai oleh investor ketika IHSG sudah bullish. Penasaran? Langsung saja kita bahas.

Kondisi IHSG Saat Ini

Ketika artikel ini ditulis (pada 16 Desember 2020), IHSG ada pada level 6.118. Level ini sudah hampir sama dengan IHSG ketika awal Januari 2020 lalu. Saat belum terjadi market crash di pasar saham. Akibat dari bullish ini, harga saham pun sudah naik tinggi. Sebagai contoh BBCA sudah menembus level di atas 34 ribu, BBRI sudah di atas 4.000, PTBA sudah di atas 3.000, dan banyak lagi.

Alhasil investor jadi lebih sulit untuk mendapatkan saham-saham diskon/undervalue. Hal ini berbeda saat kuartal 2 dan 3 2020 lalu. Ketika itu, kita bisa koleksi saham-saham bagus tadi di harga diskon.

Kalau tak percaya, coba tengok video ini. Di video berikut Kanala ID bahas saham-saham bagus seperti BRI, BNI, dan Mandiri. Ketika itu, harga saham-saham tadi diskon besar. Video di bawah ini dipublikasikan pada awal Juni 2020 lalu.

Lantas, apakah kita sudah ketinggalan kereta? Tenang, tetap ada solusinya. Inilah lima strategi yang bisa dipakai oleh investor.

5 Strategi Investasi Saham Terbaik Untuk 2021

Selengkapnya silakan pelajari video berikut. Di video ini Kanala sudah bongkar 5 strategi investasi yang dapat diandalkan oleh investor.

1. Pelajari Kembali Target dan Tujuan Investasi Anda

Tiap orang pasti punya tujuan masing-masing. Nah Anda juga bisa cek kembali apa tujuan investasi Anda.

  • Apakah Anda menyiapkan dana untuk masa pensiun?
  • Apakah target investasi saham Anda jangka panjang?
  • Atau justru Anda lebih memilih jangka pendek dengan target profit tiap tahunnya?

Jika misalkan Anda punya target profit tahunan dan target tersebut sudah tercapai, tentu tujuan Anda sudah tercapai. Alhasil, kondisi IHSG yang sedang bullish ini dapat Anda manfaatkan untuk take profit.

Namun kalau target Anda masih jangka panjang (misal: 5-10 atau bahkan belasan tahun ke depan), maka tentu Anda tidak harus take profit. Sebab target investasi Anda memang masih jangka panjang.

Untuk Anda yang targetnya jangka panjang, tak perlu takut ketinggalan kereta. Mengapa? Sebab dalam rentang waktu satu tahun pasti akan terjadi naik turun di pasar saham, sebagus apapun sahamnya. Nah ketika terjadi koreksi harga, justru momen tersebut bisa Anda manfaatkan untuk masuk ke saham incaran Anda.

Data-data berikut akan membantu Anda memahami bahwa setiap tahun pasti terjadi momen penurunan harga saham yang bisa kita manfaatkan.

Grafik harga saham UNTR 5 tahun terakhir. Selalu ada momen penurunan harganya.
Grafik harga saham BBCA 5 tahun terakhir. Selalu ada momen penurunan setiap tahun.

2. Koleksilah Saham-Saham dengan Fundamental Terbaik

Untuk investasi jangka panjang, sebaiknya kita mengoleksi saham dengan fundamental terbaik. Seperti apa saham dengan fundamental yang bagus? Beberapa cirinya sebagai berikut.

  • Revenue dan net profit terus naik (bahkan dalam jangka panjang).
  • Dividen yang dibayarkan semakin lama semakin besar/meningkat.
  • Rasio profitabilitas perusahaan yang makin baik.
  • Dikelola oleh manajemen yang andal dan GCG perusahaannya bagus.
  • Dan banyak lagi.

Untuk mengetahui kualitas fundamental perusahaan, pastikan Anda melakukan analisis fundamental. Lihat video tutorial analisis fundamental di sini: Panduan Terlengkap Analisis Fundamental Untuk Investor Saham Pemula.

3. Perhatikan Valuasi, Bisa Beli Secara Mencicil

Ketika Anda sudah menemukan saham yang bagus, maka Anda bisa lakukan pembelian. Namun sebelum membeli, perhatikan juga valuasi sahamnya. Cek apakah saham tersebut kemurahan, harganya wajar, atau justru kemahalan? Jika dirasa masih terlalu mahal, maka Anda bisa wait and see dulu.

Namun jika harga sahamnya cukup wajar, maka Anda bisa pertimbangkan untuk beli secara mencicil. Mengapa mencicil? Sebab tujuannya agar alokasi dana Anda aman. Kita tidak tahu kapan harga saham akan turun. Nah dengan strategi beli mencicil, Anda tetap punya dana nganggur yang sewaktu-waktu bisa digunakan jika harga saham incaran Anda turun.

Lebih detail tentang valuasi saham dapat Anda pelajari di video berikut.

4. Selalu Sedia Cash di Portofolio Anda

Masih berkaitan dengan strategi nomor tiga tadi. Jangan lupa untuk selalu alokasikan cash di portofolio Anda. Kita tidak akan pernah tahu kapan harga suatu saham akan turun atau kapan ketika terjadi market crash. Nah adanya cash ini memungkinkan kita untuk bisa tetap belanja meski pasar sedang turun.

Kondisi IHSG saat market crash 2020.

Bayangkan ketika market crash Maret 2020 lalu Anda tidak punya cash. Wah momen langka tersebut justru bisa kita manfaatkan untuk koleksi saham-saham bagus di harga murah. Kalau kita punya cash dalam jumlah cukup, dengan mudah kita bisa beli saham-saham bagus tadi di harga diskon.

Oleh karena itu, pastikan selalu ada porsi cash dalam portofolio Anda.

5. Ikuti Kinerja Terbaru dan Aspek Fundamental Perusahaan

Tahun 2021 adalah tahun pemulihan ekonomi. Mudah-mudahan ekonomi membaik dan kita semua semakin sejahtera. Nah daripada menyesali momen 2020, lebih baik alihkan fokus Anda pada kinerja dan aksi terbaru dari perusahaan Anda. Anda bisa ikuti update seputar fundamental perusahaan Anda.

Contoh update tersebut misalnya:

  • Aksi korporasi terbaru yang akan dilakukan,
  • Rencana pengembangan bisnis,
  • Strategi ekspansi bisnis,
  • dan sebagainya.

Jangan lupa untuk terus pelajari fundamental perusahaan Anda. Tujuannya agar Anda betul-betul tahu nilai sesungguhnya dari saham yang Anda beli.

Nah pembaca, itulah 5 kiat yang bisa diandalkan untuk berinvestasi saham di tahun 2021 mendatang. Semoga bermanfaat dan happy investing!

Butuh mentor untuk investasi saham? Ikuti Program Private Mentoring Investasi Saham dari Kanala IDKlik di sini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here